Jakarta –
Singapura melaporkan kenaikan kasus hingga melampaui 9 ribu kasus per hari. Dalam konferensi pers, Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung mengatakan kenaikan kasus ini dipicu oleh kasus infeksi ulang dan subvarian Omicron baru yakni XBB.
Sejauh ini, tidak ada kasus kematian dan kasus rawat inap yang dilaporkan usai ditemukan subvarian Omicron XBB. Berikut beberapa hal yang perlu diketahui terkait subvarian Omicron XBB.
Soal Subvarian Omicron XBB
Subvarian XBB atau dikenal sebagai BA.2.10, sudah terdeteksi di beberapa negara, seperti Australia, Bangladesh, Denmark, India, Jepang, dan Amerika Serikat sejak Agustus 2022. Teranyar, subvarian tersebut juga ditemukan di India dan Singapura.
Direktur eksekutif di Institut Bioinformatika A*STAR, Dr Sebastian Maurer-Stroh, menegaskan bahwa subvarian XBB ini bukanlah ‘varian dari Singapura’. Ia menjelaskan kemunculan pertama subvarian XBB didokumentasikan di GISAID sudah ada di negara lain, beberapa minggu sebelum kasus pertama di Singapura.
“Jumlah genom yang diketahui untuk suatu varian sangat bervariasi antar negara hanya karena intensitas pengambilan sampel dan strategi pengawasan genomik,” tambahnya yang dikutip dari Channel News Asia, Senin (17/10/2022).
Subvarian ini meningkat dengan cepat di Singapura. Melihat ini, Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung mengatakan subvarian Omicronb XBB tengah diawasi dengan cermat.
“XBB menunjukkan karakteristik yang mendominasi semua sub-varian lainnya. Telah terdeteksi di banyak bagian dunia tetapi di Singapura meningkat sangat cepat – dalam waktu tiga minggu dari nol, sekarang lebih dari setengah dari semua kasus harian,” tambah Ong.
Berpotensi Gantikan Varian BA.4 dan BA.5
Spesialis penyakit menular di Rumah Sakit Mount Elizabeth Novena, Dr Leong Hoe Nam, mengatakan subvarian XBB ini berpotensi menggantikan subvarian Omicron lain, yakni BA.4 dan BA.5.
“Varian tersebut akan menyebabkan lebih banyak infeksi karena dapat berlari lebih cepat dan menghindar lebih baik daripada jenis yang ada,” katanya.
Meski begitu, Dr Leong meminta agar masyarakat tidak perlu terlalu khawatir. Sebab, subvarian XBB sejauh ini tidak menyebabkan penyakit atau kasus yang lebih parah.
Seberapa Ganas Subvarian XBB?
Dr Leong mengatakan belum mengetahui dengan jelas seberapa ganas subvarian XBB ini. Tetapi, ia mengungkapkan kemungkinan varian ini lebih menular dan menginfeksi dari subvarian BA.5.
Senada dengan itu, Dr Maurer-Stroh mengatakan bahwa seperti varian lain sebelumnya, ciri khas varian baru seperti XBB adalah akumulasi perubahan dari spike protein.
“Ini seperti virus yang mendapatkan lapisan baru, dan sistem kekebalan kita perlu belajar lagi bagaimana mengenalinya. Ini membuatnya lebih tersembunyi tetapi biasanya tidak lebih ganas,” jelas Dr Maurer-Stroh.
NEXT: Penggunaan Vaksin Bivalen