RSSA Malang Pastikan Farzah Korban Tewas Tragedi Kanjuruhan Positif COVID
RSSA Malang memastikan bahwa korban meninggal dunia Tragedi Kanjuruhan Farzah Dwi Kurniawan Jhovahanda (20) terpapar COVID-19. Hal itu dipastikan dari dua kali tes swab PCR yang telah dilakukan di RSSA Malang.
“Kita swab dua kali, terakhir tanggal 15 Oktober 2022 dan hasilnya masih positif,” tegas Wakil Direktur Bidang Pelayanan Medik dan Perawatan RSSA, dr Syaifullah Asmiragani saat konferensi pers di RSSA Malang, Senin (24/10/2022).
Ia menyebutkan bahwa tes swab itu dilakukan kepada seluruh korban Tragedi Kanjuruhan yang akan menjalani massa inkubasi di RSSA Malang. Tapi dari seluruh pasien yang dites, hanya Farzah yang positif COVID-19.
“Prosedur yang dilakukan di RSSA Malang ini adalah melakukan swab sebelum inkubasi. Dari seluruh pasien negatif, cuma dia (Farzah) yang positif COVID-19,” kata Syaifullah.
Lantaran hasil swab PCR Farzah positif, maka RSSA Malang memutuskan untuk merawat korban di ruang ICU COVID. Korban dinyatakan meninggal pada pukul 22.50 WIB, Minggu (23/10).
Syaifullah mengungkapkan, pemakaman Farzah harusnya mengikuti protokol COVID-19. Namun, lantaran tingkat infeksinya dinilai tidak terlalu tinggi, maka pihak RSSA Malang memberikan kelonggaran bagi keluarga untuk memakamkan secara biasa.
“Dua kali di-swab dan terakhir masih positif. Sehingga, seharusnya mengikuti protokol COVID. Namun demikian ini sudah cukup lama, biasanya PCR yang lama itu sudah tidak aktif,” terangnya.
“Di antara kami diskusi dan saran dari wali kota dan dokter Husnul tadi pagi berkomunikasi. Dan kita permudaj dengan dimakamkan tanpa protokol covid, karena tingkat infeksinya kita lihat juga tidak terlalu tinggi,” sambungnya.
Sebelumnya, teman korban merasa Farzah tidak terpapar COVID-19, melainkan sengaja dicovidkan. Hal itu diungkapkan salah satu teman korban, Amanda Febri Putri (20) yang ditemui awak media.
“Anak-anak kemarin semua juga ke sana (RSSA), tanya, kok jenazahnya diplastikin? Pokoknya dokter ngomongnya kayak nggak tahu mau ngomong apa, seperti kebingungan,” ujar Amanda.
Amanda yakin mahasiswa Fakultas Teknik UMM tersebut tidak terpapar COVID-19. Saat dilarikan ke rumah sakit, tubuh Farzah membiru, seperti kebanyakan korban-korban lain Tragedi Kanjuruhan yang terkena gas air mata.
“Katanya sih pas digotong badannya sudah biru semua. Anak-anak (teman kampung) sendiri yang gotong. Katanya juga dicovidkan, padahal itu asli dari Kanjuruhan badannya biru semua kena gas air mata,” kata Amanda.
Simak Video “Reyvano Dimakamkan, Aremania Sebut Mental Keluarga Down!“
[Gambas:Video 20detik]
(abq/dte)