Kemenkes RI Beri Sinyal Vaksin COVID-19 Booster Kedua untuk Non Nakes
Indonesia kembali menghadapi lonjakan kasus COVID-19, diduga akibat subvarian Omicron XBB. Seiring itu, vaksinasi COVID-19 dosis ketiga atau booster pertama untuk masyarakat umum masih diupayakan, sembari vaksin dosis keempat sudah mulai diberikan kepada kelompok tenaga kesehatan.
Mengingat perlindungan dari vaksin menurun dalam waktu sekitar 6 bulan, seberapa besar kemungkinan masyarakat umum bakal ikut disuntik booster kedua?
Plt Direktur Pengelolaan Imunisasi Ditjen P2P Kementerian Kesehatan RI dr Prima Yosephine, MKM menjelaskan, tak tertutup kemungkinan masyarakat umum non-nakes bakal ikut diberikan vaksin COVID-19 dosis keempat atau booster kedua. Pasalnya, pemberian vaksin untuk masyarakat RI senantiasa mengikuti kondisi epidemiologis.
“Tentu kemungkinan, bisa-bisa saja ada (vaksinasi COVID-19 booster kedua). Kami dari pemerintah seperti yang sudah dituangkan dalam pedomannya, keputusan menterinya, bahwa perubahan dalam pelaksanaan vaksinasi COVID-19 memang sangat dinamis,” ungkapnya dalam konferensi pers virtual bertajuk ‘Pemerataan Vaksinasi, Kunci Menuju Endemi’ di akun YouTube BNPB Indonesia, Senin (7/11/2022).
“Kita menyesuaikan dengan situasi, keadaan epidemiologinya, dan nanti harus ada kajian dari komite ahli imunisasi yang menjadi dasar. Sampai saat ini kebijakan kita, kita baru memberikan booster kedua itu kepada sumber daya manusia kesehatan kita. Jadi orang-orang yang terlibat dalam penanganan langsung dan pelayanan COVID-19,” imbuh dr Prima.
Hingga kini, program vaksinasi COVID-19 untuk masyarakat umum RI masih mencapai pemberian dosis ketiga untuk kelompok dewasa berusia 18 tahun ke atas. Di samping kemungkinan pemberian booster kedua untuk masyarakat umum, dr Prima menyoroti diperlukannya penggencaran vaksinasi COVID-19 untuk masyarakat rentan.
“Yang perlu kita garis bawahi adalah kelompok-kelompok risiko tinggi. Jadi saat ini untuk booster lansia, kemudian booster bagi dewasa tetapi yang memiliki komorbid dan memiliki gangguan imunitas, ini juga masih cukup rendah capaiannya. Itu seharusnya kan 100 persen untuk kelompok-kelompok berisiko ini,” pungkas dr Prima.
Simak Video “Vaksin Booster Bakal Jadi Syarat Masuk Mal, Begini Respons Masyarakat“
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/naf)