10 Gejala Subvarian Omicron XBB, Mendominasi Kasus COVID Tiga Pekan Terakhir
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan subvarian Omicron XBB kini telah mendominasi di Indonesia. Ini sudah terjadi sejak tiga minggu terakhir.
Menurut Menkes Budi, ini dipengaruhi sifat subvarian XBB yang jauh lebih cepat penularannya. Bahkan, puncak kasus subvarian ini diperkirakan setara dengan BA.4 dan BA.5 yang menyebar pada Juli hingga Agustus 2022.
“Kelihatan sekali bahwa subvarian XBB itu cepat sekali naik dominasinya dalam tiga minggu terakhir ini,” bebernya dalam rapat kerja kerja bersama Komisi IX DPR RI Selasa (8/11/2022).
“Ini kejadian di Indonesia, jadi sesudah kita lihat, di Indonesia mulai terjadi pergeseran,” lanjut dia.
Dalam pemaparannya, Menkes Budi menjelaskan subvarian XBB ini memiliki penyebaran yang lebih cepat terlihat dari kasus yang terjadi di Singapura. Namun, penurunan kasusnya lebih cepat karena XBB hampir sama dengan BA.4 dan BA.5.
Meski kenaikannya sangat cepat, diprediksikan puncak kasus akibat subvarian XBB ini masih jauh di bawah varian BA.1 dan BA.2. Seperti yang diketahui, kedua varian tersebut sempat membuat kasus COVID-19 di Indonesia memuncak di awal tahun 2022.
“Jadi, ciri-ciri XBB ini adalah kenaikannya cepat, turunnya cepat. Puncaknya kira-kira mendekati puncak BA.4, BA.5. Tapi, di bawah puncak BA.1 atau BA.2,” pungkasnya.
Gejala Subvarian Omicron XBB
Sejauh ini, gejala yang disebabkan subvarian XBB masih tergolong tidak lebih berat dari varian-varian Corona lainnya. Berikut gejala XBB yang disebut mirip dengan gejala Omicron umumnya, yakni:
- Demam
- Batuk
- Lemas
- Sesak
- Nyeri kepala
- Nyeri tenggorokan
- Pilek
- Mual
- Muntah
- Diare
(sao/naf)