Deteksi Varian XBB, Dinkes Jateng Minta Daerah Kirim Sampel COVID-19
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah meminta dinas kesehatan di kabupaten/kota untuk mengirim sampel terkait kasus COVID-19 yang terus meningkat. Hal itu untuk mengetahui mendeteksi paparan varian baru yaitu COVID-19 XBB.
Kadinkes Jawa Tengah, Yunita Dyah Suminar membenarkan pihaknya sudah mengirimkan surat ke dinas kesehatan di wilayah Jawa Tengah untuk mengirimkan sampel untuk whole genome sequencing (WGS). Laboratoriumnya ada di Yogyakarta dan Balai Labkes PAK Provinsi Jateng di Semarang.
“Iya untuk indentifikasi varian baru, teman-teman mengirim sampel swab untuk di WGS,” kata Yunita kepada detikJateng, Selasa (7/11/2022).
Terpisah, Kadinkes Kota Semarang, Abdul Hakam mengaku sudah memetakan beberapa Kecamatan dengan kasus virus Corona tinggi di wilayahnya. Namun belum diketahui apakah termasuk COVID varian baru atau bukan.
“Pemeriksaan WGS ini kan harus ada syarat-syarat ketika dalam 1 klaster atau keluarga tingkat penyebarannya cepat sekali, bergejala walaupun sudah vaksin lengkap atau sudah booster tetapi timbul gejala. Itu yang kita prioritaskan untuk WGS dulu,” kata Hakam saat ditemui di kantornya.
“Kalau sampel (yang dikirim) belum tapi kita baru dapat info dari provinsi, dari Labkesda Provinsi hari ini, saya dapat surat untuk kemudian bisa merujuk sampel-sampel WGS kalau ada kecurigaan ke arah XXB langsung diperiksakan,” imbuhnya.
Lansia di Semarang Rawan Kena COVID
Dikutip dari data https://siagacorona.semarangkota.go.id/ hari ini, disebutkan ada 148 kasus aktif yang terdiri dari 81 warga Kota Semarang dan 67 luar kota. Hakam mengatakan mayoritas yang menderita COVID-19 adalah orang tua usia rentan yaitu 60 tahun ke atas.
“Iya sebagian besar kasus terjadi di orang tua-orang tua apalagi yang masuk ke rumah sakit sebagian yang punya komorbid,” jelas Hakam.
Kegiatan dan mobilitas yang memicu kerumunan juga diduga menjadi penyebab naiknya kasus Corona. Hakam menyebut orang yang tertular COVID merupakan orang tua dengan penyakit penyerta alias komorbid.
“Yang terpapar bukan yang ikut kerumunan. Siapa coba? Orang tuanya atau orang yang punya imunitas rendah. Yang kumpul yang anak muda yang terpapar adalah orang tuanya. Yang terjadi adalah kakek neneknya, orang tuanya yang tidak pernah kemana-mana,” ujar Hakam.
Pihaknya pun mengimbau warga mengetatkan prokes dan juga percepatan vaksin dan booster. Untuk capaian vaksin booster di Kota Semarang kini mencapai 65 persen dan terus dikebut.
“Vaksin tidak banyak tapi selalu ada, hari ini atau daru dua minggu yang lalu sudah kita buka lagi di seluruh puskesanas di rumah dinas (Rumdin Wali Kota) juga. Sampai tadi malam kita masih ada di 7.230-an dosis. Kita akan minta lagi,” jelasnya.
Hakam juga meminta masyarakat kembali patuh menggunakan aplikasi peduli lindungi. Sehingga bisa terpantau sapa yang belum melakukan vaksin booster sehingga bisa diarahkn petugas.
Simak Video “Cerita Warga Korban Banjir Bandang di Semarang, Harta Benda Ludes“
[Gambas:Video 20detik]
(ams/ahr)