Kematian Tinggi, Yakin COVID-19 Harian ‘Cuma’ 6 Ribuan? Pakar Yakini Lebih
Mantan Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama menyoroti naiknya kasus kematian COVID-19 beberapa pekan terakhir, hingga sempat menyentuh 42 jiwa per hari. Jika dibandingkan dengan tren kasus COVID-19 di banyak negara lain, kemungkinan kasus harian COVID-19 Indonesia jauh melampaui angka resmi.
Misalnya Malaysia, dengan mencatat tiga ribu-an kasus harian COVID-19, total pasien meninggal ‘hanya’ berada di 10 kasus. Sementara perbandingan dengan negara pelaporan kasus kematian COVID-19 lebih tinggi seperti Korea Selatan, ada catatan 50-70 kasus meninggal saat total harian COVID-19 berada di 40 hingga 50 ribu kasus.
“Dibandingkan sama Korea Selatan itu angkanya 60 ribu sampai 50 ribu kasus, kalau kita kematian 40, kasusnya dia (Korsel) yang meninggal mestinya 400 dong, tapi dia meninggal 70-50, tapi secara persentase meninggal kita itu tinggi padahal dibilang XBB ini ringan,” terang dia saat ditemui di Hotel Conrad Bali, Selasa (15/11/2022).
Prof Tjandra tidak bisa memprediksi kapan puncak Omicron XBB sekiranya bakal tercapai hingga kembali melandai. Namun, dipastikan puncak kasus COVID-19 akibat XBB tidak akan setinggi varian Corona sebelumnya.
Ia berpesan agar pemerintah kembali mendesak masifnya tracing dan testing untuk penemuan kasus lebih awal menekan risiko atau penularan COVID-19 di masyarakat.
“Sejauh ini di beberapa negara angkanya tidak setinggi delta, tapi puncaknya kapan tidak tahu,” beber dia.
Di sisi lain, catatan COVID-19 BQ.1 tampaknya disebut Prof Tjandra bakal menggeser kemunculan varian XBB. Ia berpesan masyarakat menggencarkan pemakaian masker meskipun di luar ruangan jika merasa berisiko.
Simak Video “3 dari 4 Pasien Subvarian Omicron XBB di RI Sudah Booster“
[Gambas:Video 20detik]
(naf/up)