5 Kebiasaan Buruk Selama Pandemi Berdampak Negatif Bagi Otak
ISUUTAMA – Pandemi Covid-19 telah mengubah gaya hidup masyarakat, dari bekerja di rumah (work from home) menjadi pemesanan makan dan berbelanja secara daring (online). Dampak dari perubahan ini belum tentu menjadi lebih baik.
Penelitian menunjukkan bahwa beberapa tahun setelah wabah Covid-19 muncul, masyarakat cenderung kurang bersosialisasi, tidak rutin berolahraga, kurang tidur dan menjalani kehidupan di luar pekerjaan. Semua hal ini benar-benar dapat mempengaruhi kesehatan otak.
Berikut penjelasannya dikutip dari laman Discover Magazine pada Selasa (3/1/2023):
Baca juga : PPKM Dicabut, Satgas Covid-19 Tegaskan “Booster” Tetap Jadi Syarat Perjalanan
1. Sulit bersosialisasi dengan orang lain
Jauh sebelum merebaknya pandemi Covid-19, para peneliti mengetahui bahwa isolasi sosial meningkatkan risiko peradangan seluruh tubuh dan demensia. Menurut profesor neurologi dan biokimia Pellegrino Center di Georgetown University Medical Center, James Giordano, otak manusia berevolusi untuk memungkinkan adanya hubungan sosial. “Ini telah membantu kita bekerja sama,” kata Giordano.
Setelah jutaan tahun manusia berevolusi, kebutuhan akan interaksi sosial kini semakin terikat. Anda bisa menganggap hubungan sosial sebagai “olahraga” untuk otak. Mengingat nama orang membutuhkan kekuatan otak. Percakapan juga memaksa otak untuk mendengar kata-kata, memperhatikan nada suara dan bahasa tubuh, serta memprediksi apa yang ingin dikatakan orang tersebut.
“Salah satu wawasan paling mendesak dalam semua psikologi adalah bahwa hubungan sosial sangat penting,” kata Janet Boseovski, seorang profesor psikologi di University of North Carolina.
Lantas apa yang harus dilakukan jika kehilangan semangat untuk berinteraksi dengan orang lain selama pandemi?
Boseovski mengatakan untuk memulai dengan hal-hal kecil. Jika Anda seorang pekerja jarak jauh, Anda mungkin menghabiskan sebagian hari kerja Anda di kedai kopi, toko buku, atau tempat lain di mana Anda dapat melihat, mendengar, dan berinteraksi dengan orang lain. Jika Anda terbiasa berolahraga di rumah, sekarang cobalah pergi ke luar atau ke gym tempat Anda bertemu orang lain.
Baca juga : PPKM Resmi Dicabut, Ini Syarat Naik Kereta dan Pesawat
2. Tetap terikat pada pekerjaan
Dengan munculnya pekerjaan jarak jauh dan teknologi seluler, memisahkan pekerjaan dari waktu luang menjadi semakin sulit. “Anda terkadang menjawab email bahkan saat Anda tidak sedang bekerja. Anda tidak dapat bersantai 100 persen dan menikmati waktu luang,” kata Boseovski.
Untuk melihat apakah tidak adanya pemisahan kehidupan kerja memengaruhi fokus dan suasana hati Anda, coba jawab pertanyaan-pertanyaan ini. Apakah Anda merasa puas dan rileks saat sedang berlibur, nonton film, jalan-jalan bersama teman, atau di rumah bersama keluarga? Saat tidak sedang bekerja, apakah pikiran Anda tertuju pada orang-orang yang bersama Anda, atau pada pekerjaan?
Jika Anda menjawab ‘tidak’ dan ‘pekerjaan’, pola pikir Anda mungkin selalu aktif saat berhubungan dengan pekerjaan,” katanya.
Dia menganalogikan kondisi tersebut dengan menyalan mobil meski tidak sedang berjalan. Jika terus dibiarkan, ini akan menguras baterai mental Anda.
Untuk melepaskan diri dari pola pikir tersebut, pertimbangkan cara-cara yang dapat memisahkan pekerjaan dari rumah. Jika bekerja dari jarak jauh, mungkin Anda membatasi pekerjaan di satu area rumah saja seperti ruang kerja atau kamar tidur cadangan. Kemudian Anda dapat membuat aturan, jika tubuh secara fisik tidak berada di ruangan tersebut, berarti Anda sedang tidak bekerja.
Baca juga : Anak Usia 6 Bulan Sudah Boleh Vaksin Covid-19, Catat Syaratnya!
3. Mengonsumsi lebih banyak makanan manis dan sedikit sayuran
Menurut ulasan dari 23 penelitian yang diterbitkan dalam International Journal of Environmental Research and Public Policy pada 2021, banyak orang mengonsumsi makanan olahan serta lebih sedikit buah dan sayuran, dibandingkan sebelum pandemi.
Giordano mengatakan, semua ini mungkin meningkatkan tingkat peradangan, terutama di usus, yang pada gilirannya memengaruhi otak. Ketika peneliti Harvard mempelajari pola makan dan kesehatan otak, mereka menemukan bahwa versi modifikasi dari diet Mediterania membantu melindungi otak dari penuaan.
“Diet dengan tren antioksidan yang kuat penting untuk mengurangi tingkat peradangan secara keseluruhan dan pengaruhnya terhadap otak,” kata Giordano.
Cobalah untuk memasukkan banyak buah dan sayuran berwarna cerah, ikan berlemak seperti salmon, kacang-kacangan dan biji-bijian ke dalam makanan Anda.
Baca juga : Libur Nataru, Dinkes Mojokerto Siagakan 2 Posko Vaksin Covid-19
4. Tidak cukup olahraga
Sebelumnya, banyak dari Anda yang menggunakan sepeda, jalur pendakian, dan jalan setapak saat libur bekerja. Namun saat pekerjaan jarak jauh mulai menumpuk dan pusat kebugaran ditutup dalam waktu yang lama, banyak orang mulai lebih sedikit bergerak. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Journal of American Board of Family Medicine, orang-orang lebih sering duduk di depan laptop selama pandemi Covid-19.
“Itu tidak baik untuk otak kita, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang,” kata Wendy Suzuki, seorang ahli saraf di New York University dan penulis Good Anxiety and Happy Brain, Happy Life.
Dalam jangka panjang, gaya hidup kurang gerak dikaitkan dengan penurunan kognitif seperti demensia. Dalam jangka pendek, kurangnya aktivitas menghambat fokus, konsentrasi, dan suasana hati.
Baca juga : DKI Jakarta Sedia Vaksin Pfizer dan Zifivax di 58 Gereja
5. Kurang tidur
Menurut survei yang dilakukan oleh Better Sleep Council, orang yang diklasifikasikan sebagai “orang yang kurang tidur” naik 6 persen antara 2019 dan 2021. Saat tidur, otak tidak hanya mengatur ingatan dan memulihkan pemrosesan otak, tetapi juga mengeluarkan racun yang menumpuk saat bangun.
Ketika Anda tidak cukup tidur, racun ini dapat bertahan, meningkatkan risiko demensia. Kurang tidur membuat Anda tidak dapat berkonsentrasi di tempat kerja, lelah, dan terus menginginkan makanan manis.
Sumber : Republika
Baca juga : Mirip Flu Tapi Sedikit Berbeda, Kenali 7 Gejala Covid-19 Subvarian BN.1
Dapatkan informasi terupdate berita polpuler harian dari isuutama.com. Untuk kerjasama lainya bisa kontak email atau sosial media kami lainnya.