Warga Protes Lewat Skywalk Kebayoran Lama Berbayar
ISUUTAMA – Sejumlah warga mengeluhkan jembatan layang atau skywalk Kebayoran Lama, Jakarta Selatan yang dikenakan tarif penyeberangan. Jika kebijakan berbayar sudah final, sebagian warga tidak mau melewatinya dan lebih memilih melintasi jalan di luar Stasiun Kebayoran.
Amar (45 tahun) menilai tarif yang dikenakan Skywalk sebenarnya tidak lumrah. Pasalnya, yang ia ketahui bahwa Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) merupakan fasilitas umum yang gratis.
“Iya lah keberatan. Sudah capek, bayar lagi,” kata Amar saat ditemui Republika.co.id di kawasan skywalk Kebayoran, Jakarta Selatan, Selasa (7/2/2023).
Ia mengatakan, Skywalk Kebayoran Lama dengan bentuk rancangan yang cukup tinggi dan jarak tempuh yang jauh cukup melelahkan bagi pejalan kaki yang usianya sudah tidak muda lagi. Itu sebabnya Amar lebih memilih jalan alternatif lain.
“Ya pasti lah kalau berbayar mending lewat jalan yang di bawah,” tuturnya. Jalan yang dimaksud adalah jalan trotoar yang normal menjadi fasilitas yang dilewati masyarakat umum di luar stasiun ataupun halte bus Transjakarta.
Baca juga: Pemprov DKI akan Terapkan Jalan Berbayar Atasi Kemacetan
Senada, Oni (38 tahun) mengaku keberatan membayar Rp 3.500 untuk melintasi skywalk Kebayoran Lama. Ia berharap fasilitas tersebut seperti JPO pada umumnya yang bisa digunakan warga secara gratis.
“Lebih baik jangan (berbayar) karena fasilitas umum. Kaget aja sih, walaupun saya jarang ke Jakarta, dan sekalinya ke Jakarta selalu enggak ada jembatan penyeberangan gini yang berbayar. Baru kali ini,” ungkap Oni yang tinggal di Bogor.
Dilansir dari Republika.co.id, skywalk Kebayoran Lama berbayar diberlakukan bagi pengguna transportasi umum yang berasal dari luar menuju ke stasiun atau sebaliknya, dari stasiun ke luar. Artinya, khusus bagi yang melintasi Skywalk, bukan untuk transit atau penggunaan lebih lanjut fasilitas Transjakarta.
Menurut pantauan Republika.co.id, tarif bagi warga yang menggunakan Skywalk mulai Selasa (7/2) tidak diberlakukan lagi. Masyarakat yang berasal dari luar moda terintegrasi atau tidak transit bisa melintasi skywalk tanpa tap in dan tap out.
Sebelumnya, Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho mengingatkan warga bahwa Skywalk Kebayoran Lama bukan berfungsi sebagai JPO. Menurutnya, skywalk difungsikan untuk memudahkan penumpang yang ingin berpindah moda transportasi dari Bus Transjakarta ke KRL Commuter Line dan sebaliknya.
“Ya ini skywalk memang khusus masyarakat yang ingin ke Transjakarta dan KRL. Jadi, memang itu skywalk untuk memudahkan penumpang untuk ke transportasi umum bukan untuk JPO umum,” katanya di Jakarta, Senin (6/2/2022).
Fasilitas penghubung itu diresmikan Penjabat Gubernur DKI Heru Budi Hartono pada Jumat (27/1/2023), setelah dibangun sejak Maret – November 2022 yang menelan anggaran Rp 52 miliar dari APBD 2022.
Skywalk tersebut memiliki panjang 500 m menghubungkan stasiun Kebayoran Lama dengan halte Kebayoran Lama di Koridor 8 (Lebak Bulus-Harmoni) dan halte Velbak di Koridor 13 (Tendean-Ciledug).
Baca juga: Belum Berlaku, Jalan Berbayar (ERP) Masih Berupa Usulan