Waspada! Tanda-tanda Indonesia Menuju Jebakan Utang China!
Isuutama.com, Jakarta – Lembaga riset Center of Economic and Law Studies (Celios) mengungkapkan Indonesia masih belum terjerat jebakan utang (debt trap) dari Cina. Namun, kata dia, sudah ada tanda-tanda potensi Indonesia masuk ke jebakan utang Cina jika pemerintah tidak berhati-hati.
“Pemerintah perlu mewaspadai lantaran ada potensi Indonesia mengarah ke situ (jebakan utang),” ujar Direktur Studi China-Indonesia Celios M Zulfikar Rakhmat dalam acara Peluncuran Policy Paper Celios di Jakarta, Kamis (15/6/2023).
Menurut Zulfikar, saat ini Indonesia masih belum terjerat jebakan utang (debt trap) dari China. Namun, kata dia, sudah ada tanda-tanda potensi Indonesia masuk ke jebakan utang China jika pemerintah tidak berhati-hati.
Indonesia belum masuk jebakan utang Negeri Tirai Bambu itu, kata dia, karena jika dibandingkan dengan negara-negara seperti Sri Lanka dan Zimbabwe, kemampuan ekonomi Indonesia masih lebih baik dari kedua negara tersebut.
Misalnya, kalau melihat dari proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) sebenarnya Indonesia masih mampu untuk bayar.
Baca Juga : Penyakit Rabies Berbahaya Jangan Sampai Kena Air, ini Alasan Medis Korban jadi Takut Air
“Cuma ya harus utang lagi, begitu. Jadi utang untuk nutup utang. Tapi kalau PT KAI suruh menanggung semua, ya jelas enggak akan mampu. Jadi sebenarnya kita masih aman, karena ekonomi kita masih cukup kuat,” jelasnya.
Adapun tandanya, Zulfikar memperkirakan jumlah utang Indonesia ke China berpotensi meningkat seiring dengan masuknya proyek-proyek belt and road initiative atau jalur sutra baru China di Indonesia yang sudah ditandatangani.
Pada 2022 saja, nilai utang Indonesia ke China sudah mencapai US$20,225 miliar atau setara dengan Rp315,1 triliun.
Selain itu, juga muncul kekhawatiran risiko gagal bayar yang bisa menyebabkan kerugian besar di masa depan. Kekhawatiran itu, menurut Zulfikar, bukan tanpa dasar.
Karena dari negara-negara yang terlibat dalam proyek belt and road iniative, beberapa telah dinyatakan gagal bayar, salah satunya Sri Lanka pada proyek pembangunan pelabuhan Hambantota.
“Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan risiko terjerat utang. Di antaranya China memberikan pembebanan skema kredit yang tinggi,” tandas Zulfikar.
Baca Juga : Doktor Jumadi dan Forwakada Menanam Pohon di Candi Prambanan
Dapatkan informasi terupdate berita polpuler harian dari isuutama.com.Untuk kerjasama lainya bisa kontak email tau sosial media kami lainnya.