30 September 2024: Hari Bersejarah, dari Peringatan G30S/PKI hingga Penghormatan kepada Penerjemah dan Podcasters
Jakarta, IsuUtama.com – Saat masyarakat Indonesia memasuki penghujung September, beragam peringatan mengemuka dalam benak kita semua. Tak hanya bagi mereka yang bergelut dalam sejarah dan linguistik, tetapi juga bagi siapa saja yang terlibat dalam kemajuan media digital. Tanggal 30 September 2024 menjadi mercusuar memori bagi peristiwa-peristiwa bersejarah dan peringatan internasional. Dari memori kelam Gerakan 30 September (G30S/PKI), hingga pengakuan atas kontribusi vital para penerjemah dan penggiat podcast, hari ini menghadirkan momen refleksi bernilai tinggi.
Peristiwa kelam G30S/PKI yang terjadi di 1965 terus diabadikan sebagai peringatan atas nilai-nilai demokrasi dan integritas bangsa. Pada “tanggal 30 September 2024 bertepatan dengan peringatan pemberontakan G30S/PKI yang ke-59 tahun” kita diingatkan tentang jasa para pejuang revolusi Indonesia yang gugur demi menjaga kedaulatan negara. Jejak tragedi yang menewaskan jenderal-jenderal TNI serta menciptakan duka mendalam bagi keluarga mereka, terukir sebagai pengingat akan harga yang harus dibayar untuk kebebasan.
Bersamaan dengan itu, dunia juga memperingati “Hari Penerjemahan Internasional.” Menurut PBB, “para profesional bahasa berperan penting dalam menyatukan bangsa-bangsa, memfasilitasi dialog, pemahaman dan kerja sama, berkontribusi pada pembangunan, serta memperkuat perdamaian dan keamanan dunia.” Sentimen ini memberikan pengakuan bahwa penerjemah merupakan penghubung penting antarbudaya dan pemegang peranan kunci dalam dialog global dan pertukaran pengetahuan.
Tahun ini, “PBB mengusung tema peringatan Hari Penerjemahan Internasional 2024 dengan slogan ‘Translation, an art worth protecting: Moral and Material rights for Indigenous Languages'” yang mencerminkan dedikasi untuk melindungi dan memberikan hak-hak kepada bahasa pribumi, yang kadang terpinggirkan. Sebuah refleksi penting yang mengangkat isu-isu etika dalam hubungan antarnegara, sekaligus keterlibatan bahasa-bahasa yang kurang dominan dalam wacana global.
Selain itu, perkembangan media podcast yang semakin meroket dicatatkan dengan “Hari Podcast Internasional”, sebuah bentuk apresiasi terhadap medium ini yang telah bertransformasi menjadi jembatan ilmu pengetahuan dan hiburan bagi pendengarnya. Sejak diprakarsai oleh Steve Lee pada tahun 2014, podcast telah meredefinisi cara kita menyerap informasi dan menikmati konten audio.
Dengan inisiatif internasional ini, tanggal “30 September” menjadi penting bukan hanya bagi Indonesia, namun juga bagi masyarakat global. Ini mengingatkan kita akan pentingnya melihat sejarah tidak hanya sebagai pengingat masa lalu yang kelabu, tetapi juga sebagai fondasi untuk memperkuat hubungan antarmanusia lewat bahasa dan teknologi.
Sebagaimana termaktub dalam semangat pancasila, yang mengajarkan kerukunan dan persatuan, mari kita jadikan 30 September sebagai momen introspeksi dan apresiasi terhadap sejarah, dialog antarbudaya, dan inovasi komunikasi yang terus bergerak maju.
Memandang kedepan, tanggal 30 September 2024 berkumpulnya memori dan peringatan ini menjelma menjadi simbol perpaduan antara refleksi, penghormatan, dan optimisme. Kita berhutang pada penerjemah yang tak kenal lelah dan pada inovasi podcast yang terus berkembang, serta kita juga harus mengenang pengorbanan para pahlawan yang telah gugur demi bangsa.
Sementara kita mempersiapkan diri untuk menyambut “Hari Kesaktian Pancasila”, yang jatuh pada tanggal 1 Oktober, refleksi kita pada 30 September semakin melengkapi penerimaan kita terhadap multikulturalisme, perlindungan bahasa pribumi, dan nilai-nilai revolusioner yang membentuk bangsa Indonesia seperti sekarang ini.
Baca Juga : PDIP Pecat Tia Rahmania, Bonnie Triyana Dilantik Sebagai Anggota DPR RI
Dapatkan informasi terupdate berita polpuler harian dari IsuUtama.com. Untuk kerjasama lainya bisa kontak email tau sosial media kami lainnya.