Penelitian Terbaru Tunjukkan Dua Pertiga Warga Australia Sudah Tertular COVID-19
Penelitian terbaru menunjukkan lebih dari 60 persen warga Australia pernah tertular COVID-19, sementara otoritas kesehatan memperingatkan Australia akan memasuki “gelombang COVID berikutnya”.
Pusat Penelitian dan Pemantau Imunisasi Australia (NCIRS) melakukan pengambilan sampel darah dari orang dewasa dan anak-anak untuk mengecek apakah ada antibodi COVID-19 setiap 13 minggu sekali.
Pengambilan sampel terbaru yang dilakukan antara bulan Juni sampai Agustus lalu menunjukkan sedikitnya 65 persen warga dewasa dan 64 persen anak-anak sudah tertular baru-baru ini, setidaknya dalam 12 bulan terakhir.
Artinya ada peningkatan hampir 20 persen dari 46 persen warga dewasa yang tertular sesuai laporan Juni lalu.
Ini juga menjadi kenaikan tinggi dibandingkan catatan laporan Februari lalu dengan angka penularan 17 persen.
Sementara dari hasil sampel yang diambil dari anak-anak, Archana Koirala, pakar penyakit menular di NCIRS mengatakan “ada kenaikan lebih dari dua kali lipat dari kasus yang dilaporkan berdasarkan tes swab hidung dan tenggorokan”.
“Sudah diperkirakan karena banyak anak-anak yang memiliki gejala ringan atau tidak ada gejala sama sekali sehingga mereka tidak dites,” kata Dr Koirala.
“Dengan melihat status vaksinasi dan sejarah penularan dalam penelitian kami, kami menemukan 40 persen dari anak-anak yang sebelumnya tidak memiliki sejarah tertular COVID-19 sebenarnya memiliki antibodi, yang artinya mereka pernah tertular.”
Data resmi mencatat ada 10,4 juta kasus COVID-19 yang dilaporkan di Australia.
Tapi angka ini mencatat mereka yang pernah tertular beberapa kali, sehingga angka penularan sebenarnya di bawah 50 persen, lebih rendah dari hasil penelitian terbaru.
Menurut sampel darah NCIRS, angka antibodi paling banyak ditemukan di kalangan warga berusia 18-29 tahun, dengan 80 persen mendapat hasil positif.
NCIRS juga menunjukkan ada 2,6 juta kasus baru COVID yang dilaporkan antara bulan Juni sampai September 2022, dengan didominasi oleh varian Omicron BA.4 dan BA.5.
Penemuan ini berasal dari dua sumber, yakni dari survei donor darah orang dewasa dan survei di kalangan anak-anak dan remaja yang bersedia memberikan darahnya untuk diteliti, setelah sebelumnya diberikan obat bius.
Peringatan ada varian baru
Pekan otoritas kesehatan di negara bagian Victoria melaporkan kenaikan kasus baru hingga 25 persen, sementara para dokter di New South Wales memperingatkan angka kasus baru diperkirakan akan meningkat.
Email yang dikirim kepada para dokter di NSW mendesak agar mereka “mempersiapkan diri menghadapi kenaikan kasus COVID-19” dan “memastikan pasien sudah mendapat vaksin yang dibutuhkan”.
Dalam rekaman video yang dikeluarkan pagi ini, Menteri Kesehatan NSW Kelly Chant mengatakan negara bagiannya “memasuki gelombang COVID-19 berikutnya” dan “besar kemungkinan kasus akan bertambah dalam minggu-minggu mendatang.”
Menurut pihak berwenang di NSW, varian BA.4 dan BA.5 dari Omicron masih akan menjadi varian yang umum terjadi di Australia, namun sekarang muncul varian baru yaitu XBB dan BQ1.1.
Masih belum jelas seberapa efektif vaksin dan obat yang ada sekarang untuk menghadapi varian baru.
Menanggapi kenaikan penularan baru, epidemiolog Catherine Bennett mengatakan warga harus mempertimbangkan bagaimana cara mengurangi risiko tertular.
“Tapi ini bukan berarti kita harus bersikap panik lagi,” kata Profesor Bennett.
“[Tapi] bagaimana kita berperilaku dalam melewati gelombang penularan, yang membuat kita mengambil tindakan sesuai dengan situasi.”
Profesor Bennett mengatakan tindakan yang bisa diambil diantaranya memakai masker saat menggunakan transportasi publik atau saat bersosialisasi di luar ruangan, khususnya jika ada yang rentan tertular.
Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari ABC News