Corona Naik Lagi, Epidemiolog Wanti-wanti Varian XBB ‘Bandel’
Jakarta –
Pemerintah memprediksi puncak virus Corona akan datang satu atau dua bulan lagi. Epidemiolog mewanti-wanti soal varian XBB bersifat bandel dan efektif.
Peneliti keamanan dan ketahanan kesehatan global dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, mengaku tiga bulan lalu memprediksi akan ada peningkatan kasus Corona secara signifikan pada November. Memang tidak separah Varian Delta, tapi ada kemungkinan kasus yang sebenarnya ada di masyarakat jauh lebih banyak dari data resmi.
“Tentu terkait puncak kasus tidak separah saat Delta dampaknya karena modal imunitas. Tapi, kalau jumlah infeksi sebetulnya jauh lebih banyak karena efektifitas XBB lebih dari Delta. Namun, karena mayoritas tidak bergejala dan ringan, serta lemahnya deteksi kasus, jadi terkesan sedikit,” kata Dicky saat dihubungi, Jumat (4/11/2022).
Dicky mewanti-wanti bahwa varian baru memiliki sifat bandel dan efektif. Orang yang terinfeksi tidak merasakan bahwa dirinya telah terinfeksi.
“Bandel karena XBB pada beberapa kasus tidak mudah dideteksi rapid test. Efektif karena XBB jauh lebih mudah menginfeksi,” ucapnya.
Dia memberi pesan agar pemerintah tetap harus waspada meski XBB dinilai tak semematikan Delta atau Omicron. Vaksin harus terus digenjot oleh pemerintah.
“Pemerintah jangan abai, jelas terlihat dari komunikasi yang terlalu optimistis tapi kurang membangun kewaspadaan. Termasuk kurangnya ketersediaan vaksin booster,” katanya.
Prediksi Puncak Corona
Kasus Corona di Indonesia kembali naik hampir jadi 5.000 kasus. Pemerintah memprediksi puncak gelombang varian baru ini akan terjadi satu hingga dua bulan lagi.
Hal ini disampaikan oleh Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan melalui akun Instagram, Jumat (4/11/2022). Dia mengatakan puncak gelombang kasus varian baru Corona ini diperkirakan terjadi pada Desember hingga Januari.
“Berdasarkan berbagai data yang telah kami amati dan berangkat dari trajectory kasus COVID-19 yang lalu, puncak gelombang berbagai varian baru ini diperkirakan akan terjadi pada satu hingga dua bulan ke depan. Khusus untuk wilayah Jawa-Bali peningkatan kasus konfirmasi harian terlihat di seluruh Provinsi Jawa dan Bali. Selain itu, peningkatan angka kematian utamanya di Jawa Tengah dan DIY juga naik cukup signifikan,” ungkapnya.
Luhut mengatakan pihaknya terus mengamati peningkatan kasus Corona dan tingkat kematian akibat Corona di beberapa negara. Namun sejauh ini varian baru Corona ini diprediksi masih akan lebih rendah angkanya ketimbang Omicron di awal tahun.
“Namun varian baru ini diprediksi akan tetap lebih rendah dibandingkan dengan awal tahun lalu, yakni puncak varian Omicron,” tuturnya.
Pemerintah juga menyiapkan berbagai langkah mitigasi seperti meningkatkan jumlah vaksinasi booster. Hal ini dilakukan untuk membendung tingkat keparahan.
“Pemerintah menyiapkan berbagai langkah mitigasi untuk membendung terjadinya keparahan yang lebih dalam yang disebabkan oleh varian baru ini, di antaranya meningkatkan kembali capaian vaksinasi booster dan terus mengingatkan masyarakat untuk tetap menjaga protokol kesehatan, utamanya penggunaan masker di ruang-ruang tertutup,” ujarnya.
PPKM level juga tetap menjadi basis pengetatan kegiatan masyarakat. “Hari ini saya juga menegaskan kembali bahwa pemerintah akan terus menggunakan PPKM level sebagai basis pengetatan kegiatan bagi masyarakat yang akan terus dilakukan evaluasinya,” lanjutnya.
Simak Video ‘Satgas IDI Sebut Subvarian Omicron XBB Sangat Unik, Ini Alasannya’:
(aik/knv)