Warning Pakar soal COVID-19 ‘Pi’, Varian Berikutnya yang Bisa Geser Omicron
Nyaris tiga tahun usai kasus COVID-19 pertama kali terdeteksi di Wuhan, China. Kasus COVID-19 dunia kini kembali meningkat seiring dengan temuan beragam subvarian Omicron termasuk XBB, BA.2.75.2 hingga BQ.1.
Dikutip dari Independent, para ilmuwan melihat ada varian yang berisiko segera menggantikan Omicron yakni Pi. Apa itu varian Pi?
Para pakar tengah menyelidiki kemungkinan munculnya varian baru usai gelombang COVID-19 kembali dilaporkan. Penyebutan nama varian Pi merupakan abjad yunani, huruf berikutnya setelah Omicron.
Namun, apakah itu benar-benar berisiko muncul, para ilmuwan masih belum sepenuhnya yakin.
Di Institut Penelitian Kesehatan Afrika baru-baru ini, para ahli terkemuka dari Inggris, Jepang, dan Australia berkumpul untuk membahas prospek COVID-19 di antara penyakit virus lainnya seperti HIV.
“Apakah kita akan melihat varian muncul atau versi masa depan dari virus ini muncul yang datang dengan hasil yang lebih parah daripada Omicron saat ini, baik karena mereka lolos dari beberapa tingkat antibodi yang diberikan oleh vaksin, atau karena mereka berubah ‘lebih ganas’ karena karakteristik virus itu sendiri?,” tutur Profesor Wendy Barclay, seorang ahli virologi di Imperial College.
“Saya masih berpikir itu belum pasti. Saya masih berpikir kita berada dalam fase di mana ada banyak sekali hal yang tidak kita ketahui.”
Seberapa Serius Jika Varian Pi Muncul?
Profesor Greg Towers, dari University College London berharap meskipun mungkin ada lebih banyak perubahan dalam susunan genetik virus di varian Pi, hal itu tidak akan mengakibatkan kondisi serius pada pasien.
Profesor Alexi Sigal dari AHRI mengatakan ada perdebatan antara mereka yang percaya bahwa situasi saat ini lebih jinak karena vaksin dan jumlah orang yang terinfeksi memiliki kekebalan yang tinggi. Sementara ilmuwan lain melihat tetap ada risiko evolusi virus menjadi lebih ‘ganas’.
Alexi memperingatkan bahwa evolusi virus dapat membawa situasi kembali ke titik awal perang melawan COVID-19.
Ahli virologi University of Warwick Profesor James Young mengatakan bahwa jika testing COVID-19 terus menurun, pemerintah dikhawatirkan tidak siap untuk menghadapi masalah yang akan datang dari varian baru seperti Pi.
Simak Video “Studi AS Ungkap Covid-19 Memperparah Kerusakan Otak Jangka Panjang“
[Gambas:Video 20detik]
(naf/kna)