Fakta-fakta COVID-19 Omicron BN.1, Subvarian yang Disebut Sangat Menular
Selain subvarian Omicron XBB yang tengah merebak dan memicu kenaikan kasus di sejumlah negara, kini ditemukan lagi COVID-19 Omicron BN.1.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) pada hari Jumat lalu, telah menambahkan subvarian yang ke-16 alias BN.1 dalam daftar variant under monitoring (VuM) atau varian yang tengah dipantau. Berikut fakta-faktanya yang perlu diketahui.
Nama Asli dari COVID-19 Omicron BN.1
Dikutip dari Fortune Well, BN.1 yang juga termasuk subvarian dari Omicron merupakan nama pendek dari B.1.1.529.2.75.5.5.1 menurut cov-lineages.org, kumpulan data COVID yang dijalankan oleh kontributor di universitas di Inggris dan Australia.
Sudah Menyebar di Sejumlah Negara
COVID-19 Omicron BN.1 telah menyumbang empat persen dari infeksi di negara Amerika Serikat. Selain itu, subvarian ini juga telah terdeteksi di 30 negara lainnya di dunia, termasuk:
- Australia
- Inggris
- India
- Austria
- German
- Denmark
- Ireland
- Singapura
- Korea Selatan
- Jepang
COVID-19 Omicron BN.1 Sudah Ditemukan di RI?
Sampai saat ini masih belum ada pernyataan resmi dari pihak Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) terkait COVID-19 Omicron BN.1. Namun menurut epidemiologi Dicky Budiman dari Universitas Griffith Australia, bukan tidak mungkin subvarian ini sudah masuk ke Indonesia di tengah mobilitas tinggi.
“Bahwa kemungkinan varian BN.1 ada di Indonesia tentu ada ya, sekali lagi ketika antara penemuan kasus di Eropa, Inggris, sudah lebih dari satu minggu, tentu besar kemungkinan ada,” terang dia kepada detikcom Kamis (17/11).
“Walaupun ini umumnya akan lebih dulu ada dan terdeteksi di kota-kota besar. Adapun potensinya relatif sama dengan sebelumnya XBB, makin ke sini turunan Omicron makin pintar mengatasi antibodi dari infeksi maupun vaksinasi,” sambung dia.
COVID-19 Omicron BN.1 Lebih Berbahaya?
Sebulan yang lalu, para peneliti mencatat subvarian Omicron BN.1 menginfeksi 100 orang di Amerika Serikat. Namun pada saat ini, kasus dari subvarian tersebut telah mengalami peningkatan yang sangat pesat di negara tersebut. Karenanya, para peneliti menduga subvarian baru ini sangat menular dibandingkan subvarian atau varian COVID-19 lainnya.
Para ilmuwan juga telah menandai subvarian tersebut kemungkinan memiliki sifat lolos-kekebalan yang tinggi, dan potensi untuk bersaing dengan varian atau subvarian lainnya.
“Jika sedang meningkat di tempat lain, itu berarti memiliki keunggulan yang dapat meningkatkan risiko mendorong lebih banyak jumlah kasus, serta kemampuan untuk menghindari perlindungan kekebalan yang mungkin kita miliki,” kata Ahli virologi Universitas Otago Dr Jemma Geoghegan, dikutip dari NZ Herald, Kamis (17/11).
Gejala COVID-19 Omicron BN.1
Menurut kepala penyakit menular di Weill Cornell Medical Center dan New York-Presbyterian, gejala subvarian Omicron sebagian besar mirip dengan versi Omicron sebelumnya. Adapun gejalanya meliputi:
- Sakit tenggorokan
- Suara serak
- Batuk
- Kelelahan
- Hidung tersumbat
- Pilek
- Sakit kepala
- Nyeri otot
Simak Video “Temuan Terkini Terkait Subvarian Omicron BN.1“
[Gambas:Video 20detik]
(suc/naf)