Maudy Ayunda Bicara Transformasi Digital Tingkatkan Kualitas Pendidikan
Jakarta –
Juru Bicara G20 Indonesia 2022, Maudy Ayunda, mengungkapkan pentingnya transformasi digital dalam mengembangkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Sekalipun saat ini dalam kondisi transisi pasca pandemi COVID-19 dan di saat bersamaan pembelajaran mulai dilakukan secara tatap muka, transformasi digital di dunia pendidikan tetap dan akan semakin relevan.
“Tidak hanya menjawab tuntutan belajar dan mengajar secara daring, tetapi juga mengatasi tantangan yang selalu ada, seperti keberhasilan siswa, aksesibilitas, operasional sekolah, dan integritas pendidikan,” ujar Maudy di Nusa Dua, Bali.
Maudy mengatakan kehadiran e-learning dalam pendidikan telah memberikan dampak positif karena kemudahan akses. Selain itu juga memungkinkan murid maupun guru untuk bekerja dan belajar secara fleksibel, mengurangi beban kerja, maupun mencapai potensi akademik yang baik.
Disampaikannya bahwa transformasi digital di Indonesia merupakan keniscayaan yang perlu dilakukan.
“Itulah sebabnya, transformasi digital ini perlu dilihat secara holistik. Tentunya juga harus dirancang untuk sesuai dengan berbagai kondisi, bukan dengan pendekatan one size fits all,” ucapnya.
Maudy juga merespon terkait arsitektur kesehatan global bahwa reformasi arsitektur kesehatan global juga turut jadi perhatian untuk memperkuat kesehatan global dan membantu sistem kesehatan global yang lebih inklusif, adil, dan responsif terhadap krisis.
“Di bawah kepemimpinan G20 yang dilaksanakan langsung oleh Pak Joko Widodo, Indonesia harus mampu memaksimalkan peran, baik untuk kepentingan negara-negara anggota G20, melainkan juga bagi negara lain di dunia, terutama negara berkembang dan miskin,” tuturnya.
Dampak pandemi telah menyebabkan krisis sosial dan ekonomi yang cukup berat. Untuk itu, kata dia, dunia harus mampu menyiapkan diri lebih baik menghadapi pandemi yang akan datang, karena ini bukanlah yang terakhir.
Indonesia, lanjut perempuan lulusan Stanford dan Harvard ini, mengambil langkah dengan memimpin negara-negara G20 untuk membentuk sebuah himpunan dana guna meningkatkan kapasitas negara-negara berkembang untuk mencegah, mempersiapkan, dan menanggapi ancaman kesehatan global di masa depan.
“Dana ini disebut dengan Financial Intermediary Fund for Pandemic Prevention, Preparedness, and Response atau Dana Pandemi,” ungkap Maudy.
Dana Pandemi ini juga merupakan kontribusi dari sebagian besar negara-negara G20 dan non G20 dan filantropis – dengan dana awal terkumpul sebesar USD 1,4 miliar. Bahkan Indonesia turut menyumbang USD 50 Juta sebagai komitmen untuk mengatasi tantangan pandemi di masa yang akan datang.
“Dengan demikian, Indonesia akan turut berperan besar di dalam menentukan arah kebijakan global ke depannya dalam mendesain kebijakan pemulihan ekonomi dunia yang berdampak positif pada seluruh sektor, serta mendukung terbentuknya kebijakan global,” pungkas Maudy.
Simak Video “Melihat Titik Jumpa Jurnalis Lintas Negara di KTT G20 Bali“
[Gambas:Video 20detik]
(agt/fyk)